A visualization of Rahne Putri's poem, "Mari Berjalan-jalan, Tuan" (2012)
Mari Berjalan-jalan, Tuan
Tuan, sudahkah kau mengenali seluruh bagian tubuhmu?
Tahukah kamu?
Di kerling matamu aku pernah bersembunyi menyimpan senyum yang berserakan seperti remah roti.
Di jantungmu aku pernah menari-menari, detakmu yang menjadi iramanya, bertelanjang kaki.
Di kepalamu, aku pernah bermain ayunan, menelusuri prosotan meluncur dan turun di hati. Sesampainya disana, ada trampolin. Aku melompat-lompat dengan riang dan begitu lelah aku segera ke lenganmu. Disitu hangat, aku suka.
Aku juga sering bermain di telingamu. Aku mengalirkan suara dan membiarkannya menggema di sana. Entah iseng mengeja namamu, cerewet mengingatkanmu, berbisik manja, atau menyanyikan melodi rindu.
Aku juga sering mengunjungi mata kakimu, disitu aku akan membawa kamera, kupotret langkah-langkah yang kau pijak, kemanapun di seluruh dunia.
Aku juga suka duduk duduk di sela jemarimu. Di situ daerah hangat kedua setelah lengan. Maaf, aku suka tak sengaja tertidur disana.
Jadi Tuan, sadarkah kamu?
Ada aku menjejaki semuamu.
Ada aku yang ingin menjadi udaramu.